Monday, November 24, 2008

Surat Terbuka untuk Bupati Lebak Terpilih 2009-2013

Oleh Nurul H. Maarif
Salam. Tuan Bupati Mulyadhi Jayabaya yang terhormat. Semoga Tuan senantiasa diberi kesehatan oleh Allah SWT untuk mengemban amanah sebagai pelayan masyarakat Lebak periode 2009-2013. Kemenangan Tuan, yang telak itu (62 % lebih), menunjukkan dukungan dan harapan yang begitu besar dari rakyat Tuan. Jagalah kepercayaan mereka dan tunaikanlah janji Tuan untuk mensejahterakan mereka, baik secara ekonomi, pendidikan, kesehatan maupun lainnya. Apalagi ini kali kedua Tuan dipercaya menduduki posisi yang sama.

Semoga pula, motivasi Tuan merebut posisi Bupati bukan lantaran thalab al-jah (mencari pangkat/kedudukan), melainkan karena panggilan dan tanggungjawab kemanusiaan. Yakinlah, jika motivasi pertama yang diniatkan, maka tak akan ada dukungan bagi Tuan. Dan mari renungkan kembali baik-baik firman Allah SWT, “Katakanlah (Muhammad)! Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapapun yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari siapapun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapapun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapapun yang Engkau kehendaki.” (Qs. Ali Imran ayat 26).

Semua nikmat ini, wahai Tuan, pertama-tama tak lain atas kehendak-Nya, disamping usaha Tuan dan tim Tuan yang sungguh-sungguh berjuang siang dan malam itu. Kami semua berharap, melalui “tangan” Tuan, Allah SWT menghendaki dan hendak menjadikan Lebak sebagai daerah yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Ini harapan kami semua, yang sudah semestinya juga menjadi harapan dan cita-cita Tuan. Semoga!

Wahai Tuan, Tuan kini milik kami semua, warga Lebak. Kendati mulanya Tuan diusung partai tertentu (karena ini persyaratan Pilkada), tak pelak lagi Tuan sekarang milik rakyat Lebak. Tuan bukan lagi milik partai pengusung. Tuan telah melebur dalam diri rakyat Lebak. Tuan adalah rakyat Lebak dan rakyat Lebak adalah Tuan. Pun, kendati ada diantara kami yang tidak memilih Tuan pada 16 Oktober 2008 lalu, karena kami memiliki pilihan, keyakinan, kreteria dan harapan sendiri, tapi Tuan kini pemimpin kami dan kami wajib menaatinya.

Bukalah tangan Tuan lebar-lebar untuk menerima siapapun yang mulanya tidak memilih Tuan. Bukalah juga tangan Tuan untuk “musuh-musuh” Tuan yang lain. Tak boleh ada ruang dendam di hati Tuan kendati sekecil dzarrah. Karena membangun daerah ini, mustahil berhasil jika Tuan sendirian, hanya dimiliki dan untuk segelintir orang/kelompok. Kita semua kini kawula Tuan, yang seluruhnya harus dan berhak diberi keadilan, karena hak dan kewajiban sebagai warga sama belaka dengan hak dan kewajiban para pengikut setia Tuan sebagai warga.

Wahai Tuan, pepatah lama mengatakan, sayyidul qaumi khadimuhum (pemimpin umat adalah pelayan mereka). Dengan menjadi Bupati, Tuan telah menyerahkan diri untuk menjadi pelayan rakyat Lebak yang sesungguhnya. Kewajiban Tuan melayani kami dan kewajiban kami menaati Tuan. Hajat hidup yang kami butuhkan, perbaikan ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lainnya, karenanya hendaklah Tuan tunaikan dengan sebaiknya. Jangan sekali-kali Tuan lupa hakikat diri Tuan sebagai pelayan. Jika Tuan lupa sedikit saja, maka kealpaan akan terus menimpa Tuan. Ujungnya, harapan dan cita-cita seluruh warga Lebak tak akan terwujud. Tuanpun akan menjadi pecundang. Dan kami yakin, Tuan bukanlah tipe pemimpin yang demikian. Tuan adalah harapan sekaligus pelita kegelapan kami semua.

Tuan, besar harapan kami Tuan bisa meneladani lelaku Baginda Muhammad SAW yang tak mau makan atau minum sebelum seluruh sahabatnya makan dan minum. Di akhir masa kerasulannya, Beliau masih terus memikirkan nasib umatnya: ummati…ummati…. Pernah suatu ketika Beliau menyepelekan dan acuh pada sahabatnya yang buta, Abdullah bin Ummi Maktum, karena Beliau ingin mengambil hati para punggawa Kafir Quraisy. Beliau lantas ditegur keras oleh Allah SWT atas sikapnya yang “sok” elitis. Beliau bahkan dicap oleh-Nya sebagai “yang bermuka masam”. (Qs. ‘Abasa: 1-11). Beliapun insyaf dan senantiasa menyapa Abdullah dengan ucapan: marhaban biman atabani rabbi (Selamat datang wahai orang yang menyebabkan aku ditegur Allah SWT). Rasulpun sadar, orang kecil dan seakan tak berharga, yang lebih sering disepelekan, sesungguhnya mereka itulah yang lebih membutuhkan perhatian dan belaian kasih sayang pemimpin, termasuk Tuan.

Tuan, besar harapan kami Tuan bisa meneladani lelaku Baginda Abu Bakar al-Shiddiq yang tegas pada orang-orang yang merusak tatanan kehidupan berbangsa. Para pengingkar zakat yang diyakini akan merusak perekonomian dan tatanan negara, Beliau tak segan-segan menumpasnya. Bukan karena benci. Bukan pula karena dendam. Namun untuk menjaga stabilitas masyarakat dan untuk kepentingan kesejahteraan mereka.

Tuan, besar harapan kami Tuan bisa meneladani lelaku Baginda Umar bin al-Khattab yang rela bersusah-payah menggendong sekarung gandum untuk rakyatnya yang kelaparan. Beliau juga sosok yang mengayomi semua rakyatnya, termasuk mereka yang berbeda keyakinan atau agama sekalipun. Siapapun yang berada di wilayahnya, mereka adalah rakyatnya yang berhak mendapat perlindungan selayaknya sebagai warga.

Tuan, besar harapan kami Tuan bisa meneladani lelaku Baginda Usman bin ‘Affan yang zuhud pada harta dan tak tamak. Kendati Tuan dikelilingi tumpukan harta, hendaklah Tuan menempatkan harta-harta itu di luar hati Tuan. Jangan ia disimpan di dalam hati Tuan. Apalagi sampai lengket di hati. Inilah perilaku zuhud, yang saat ini jarang kita dapati dari para pemimpin di negeri ini. Kita tidak ingin, Tuan bernasib sama seperti sebagian pemimpin dan anggota dewan, yang karena ketamakan dan kerakusannya, lantas sisa umurnya dihabiskan di dalam jeruji besi yang pengap dan jauh dari kehormatan. Kami percaya Tuan bukan tipe pemimpin yang demikian.

Tuan, besar harapan kami Tuan bisa meneladani lelaku Baginda Ali bin Abi Thalib, yang begitu ketakutan ketika mendengar seekor Keledai (benar, cuma seekor Keledai yang “dungu”) terpeleset di sebuah jalan di wilayah kekuasaannya. Sebagai pemimpin yang bertanggungjawab pada kemaslahatan rakyat, Beliau begitu ketakutan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT baik di dunia maupun di akhirat atas cederenanya seekor Keledai. Mari kita renungkan! Keledai saja begitu diperhatikan oleh Beliau, apalagi manusia? Lalu, apa yang akan Tuan perbuat ketika melihat kondisi jalan-jalan dan sekolah-sekolah reot siap roboh di wilayah Tuan yang tidak hanya bisa mencederai hewan atau manusia, tapi bahkan bisa membunuh mereka?

Tuan, besar harapan kami Tuan bisa meneladani lelaku Baginda Umar bin Abdul Aziz yang tak mau menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi dan keluarga. Suatu ketika, puteranya datang untuk membincangkan masalah keluarga. Lampu penerang ruangan lantas Beliau matikan. Gelap gulita. Beliau beralasan, yang dibicarakan adalah urusan keluarga, sehingga tidak seharusnya menggunakan fasilitas negara. Ini memang lelaku tingkat tinggi yang tidak mudah diteladani, Tuan. Tapi, tidak ada yang mustahil di dunia ini, jika kita berniat.

Alangkah senang dan bahagianya, Tuan dipercaya melayani rakyat Lebak selama dua periode berturut-turut. Jarang yang punya kesempatan seperti Tuan. Karenanya, kami yakin, Tuan sangat tahu mana-mana hajat hidup masyarakat Lebak yang musti ditunaikan. Tuan juga sangat tahu, kebijakan Tuan haruslah senantiasa diorientasikan untuk kemaslahatan mereka (tasharruf al-imam ‘ala al-ra’iyyah manuth bi al-mashlahah). Tuan, jika kepemimpinan Tuan “hari ini” lebih buruk dari “kemarin”, maka Tuan dan rakyat Lebak celaka. Jika kepemimpinan Tuan “hari ini” sama dengan “kemarin”, maka Tuan dan rakyat Lebak merugi. Jika kepemimpinan Tuan “hari ini” lebih baik dari “kemarin”, maka Tuan dan rakyat Lebak beruntung. Tentu saja ini yang kita semua harap dan nantikan. Kami berdoa, semoga Tuan dan kita semua bisa menggapainya.

Tuan, yakinlah apa yang kami sampaikan ini bukanlah nasihat. Ini semata menunaikan tanggungjawab untuk saling mengingatkan sebagai sesama makhluk Allah SWT (tawashau bi al-haqq wa tawashau bi al-shabr). Harapan kami, Tuan termasuk pemimpin yang dikehendaki baik oleh Allah SWT, bukan sebaliknya. Dalam riwayat Sayyidah ‘Aisyah, Rasulullah SAW bersabda: Jika Allah SWT menghendaki kebaikan bagi seorang pemimpin, maka Allah SWT akan menjadikan baginya wazir shidqin (menteri atau tangan kanan yang jujur). Jika sang pemimpin salah/luput, wazir akan mengingatkannya dan jika sang pemimpin telah ingat, wazir lantas akan membantunya. Sebaliknya, jika Allah SWT menghendaki keburukan bagi seorang pemimpin, maka Allah SWT akan menjadikan baginya wazir su’in (menteri atau tangan kanan yang tidak jujur). Jika sang pemimpin salah/luput, wazir tidak akan mengingatkannya dan jika sang pemimpin telah ingat, wazir tidak akan membantunya. (HR Abu Dawud).

Untuk itu Tuan, sering-seringlah tengok pembantu-pembantu Tuan: apakah mereka ini termasuk wazir shidqin atau sebaliknya wazir su’in? Jika saja ada yang tidak beres dari mereka, segeralah ambil tindakan karena semua ini akan berdampak pada kepemimpinan Tuan, yang akhirnya juga berdampak pada rakyat. Lalu carilah wazir-wazir yang jujur dan berkomitmen tinggi mensejahterakan rakyat Lebak. Dan, tentu saja kami semua di belakang Tuan.

Akhirnya, bagi calon yang “kebetulan” belum menang, kami berharap mereka bisa legowo dan bisa merenungi ucapan bijak calon presiden Partai Republik, John McCain, yang kalah bersaing dengan Barack Husein Obama dari Partai Demokrat. “Dia (Obama) lawan utama saya semasa kampanye berlangsung. Sekarang dia presiden saya. Saya meminta seluruh warga AS mengucapkan selamat kepada Obama dan berharap AS di masa mendatang menjadi negara yang sejahtera, kuat, dan anak-anak kita aman, terhindar dari segala marabahaya.”

Sekarang, pilkada telah usai. Tidak ada lagi lawan dan tidak ada lagi musuh. Semua adalah kawan yang semestinya bersinergi dan bahu-membahu membangun Lebak hingga mewujud menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, sesuai harapan kita semua. Sekian, mohon maaf, dan wa Allah a’lam. Wasalam.[]

*Penulis adalah rakyat Cikulur Lebak dan Pengajar YPI Qothrotul Falah Cikulur

Jum’at, 14 Novemver 2008