Monday, December 03, 2007

Mariana Amiruddin: Tobat dari Ideologi Negara Islam

Oleh Nurul H. Maarif


Nurul"Saya pernah 9 tahun di bawah Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah IX (NII KW IX), yang meliputi Bekasi dan Banten."

Sepenggal kalimat di atas meluncur dari bibir Mariana Amiruddin, perempuan mantan aktivis Darul Islam (DI)/Negara Islam Indonesia (NII), yang bertobat dan telah kembali ke jalur kebenaran. Bahkan kini ia menjadi aktivis Jurnal Perempuan, dengan segala kebebasannya.

Awalnya, militansi keislaman Mariana muncul lantaran ketidaksukaannya pada pergaulan anak-anak muda di lingkungannya. "Waktu masih SMA, saya betul-betul tidak mengerti kenapa banyak anak muda yang lebih memilih kegiatan duniawi, gank, dan sebagainya," katanya. "Salahnya di mana? Sistem pendidikannya?" imbuhnya bertanya.

Tanpa pikir panjang, Mariana lantas memutuskan bergabung dengan organisasi intra sekolah Rohis (Rohani Islam). "Saya berfikir, kayaknya di sana ada jalur radikal untuk merubah anak-anak muda itu, sehingga saya perlu bergabung di sana," ujarnya yang waktu itu sangat fanatik mengenakan jilbab lebar a la akhwat.

Di sela-sela kesibukannya sebagai aktifis Rohis, Mariana masih menyempatkan diri ikut lomba menulis yang diselenggarakan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). "Saya Juara I. Bisa ketemu Pak BJ Habibie, dikasih jam, dan hadiah lainnya," katanya bangga.

"Saat itulah seseorang mengintai saya. Dia bukan dari ICMI, tapi nongkrong di ICMI," katanya. "Dia ngajak ngobrol. Bilang saya pinter dan sebagainya. Akhirnya, orang inilah yang menarik saya menjadi bagian dari Darul Islam atau NII KW IX," sambungnya mengenang.

Diakuinya, dirinya tertarik bergabung lantaran di Rohis ia tidak menemukan apa yang selama ini dicarinya. "Oleh orang itu, saya diajari tentang sistem negara Islam dengan merujuk al-Qur'an. Hebatnya, dia mampu membuat nalar saya yang penuh mitos menjadi sangat realistis," ujarnya sambil menyebut orang yang dimaksudnya sebagai Abu Ridho.

Mariana-pun mulai aktif sebagai bagian dari gerakan bawah tanah itu. Hari-harinya diisi dengan melanglang buana ke seluruh pelosok Jakarta, untuk merekrut jemaah baru sebanyak-banyaknya. Uang dikumpulkannya dengan berbagai cara. Tujuannya satu: melakukan futuh atau revolusi dengan mendirikan Negara Islam Indonesia.

"Namun sebetulnya bukan revolusi Islam yang saya lakukan waktu itu, tapi menggali kuburan untuk Islam itu sendiri," ujarnya setelah menyadari kekeliruannya.

Di atas semuanya, Mariana menyatakan dengan jujur, dirinya bangga memiliki pengalaman sebagai bagian dari kelompok garis keras pimpinan AS Panji Gumilang alias Abu Toto itu.

"Saya tidak menyesal. Saya bisa memetik pelajaran dari militansi, strategi, cara berpolitik, dan sebagainya. Juga ada keberanian dan kemandirian," ujar alumni Jurusan Hubungan Internasional Universitas Jayabaya ini.

Dikisahkannya, dirinya dulu tanpa rasa takut sedikitpun berani pulang jam 4 pagi dengan jalan kaki 10 km, dari Pulo Gadung Jakarta Timur sampai Pramuka Matraman, di saat-saat ia masih getol mencari "korban". "Militansi ini luar biasa. Itulah perjalanan spiritual yang membuat saya bisa bercerita seperti ini," imbuhnya.

"Semoga ini tidak dialami kawan-kawan yang lain," katanya buru-buru berpesan.

Diceritakan Mariana, awal mula keinsafannya dilatari bukti-bukti banyaknya ajaran NII yang sulit diterima nalarnya. "Soal sedekah yang mencekik, tak perlu shalat, ngaji, janji-janji futuh (revolusi, red.) yang tak kunjung hadir, perempuan juga terdiskriminasi. Semua ini menjadi titik tolak pemberontakan saya," akunya lugas.

Menurut Mariana, kelompok NII juga memiliki cara pandang hitam putih; siapapun yang di luar kelompoknya adalah kafir dan darahnya halal alias harus diperangi. "Gerakan-gerakan semacam ini sangat inkonstitusional dan akan selalu tidak sepakat dengan apa yang disebut sebagai demokrasi," ujarnya.

Selain itu, imbuhnya, apa yang terjadi di lingkungan NII sangat militeristik. Dicontohkannya soal 9 point dalam bai'at kelompok itu. "Gerakan ini sangat fasis, seperti NAZI. Orang digerakkan seperti mesin, dibikin multy level marketting (MLM) atau sel, supaya antar individu tidak saling mengenal," katanya geram.

Karenanya, master Kajian Wanita Pascasarjana Universitas Indonesia ini punya kekuatiran, suatu saat kelompok bawah tanah ini dapat menggulingkan pemerintah Indonesia yang sah. "Saya kuatir mereka berhasil. Karena sudah mulai masuk ke wilayah politik melalui beberapa partai. Mereka juga dekat dengan Malaysia, yang konon ada latihan militer di sana," kuatirnya.

Mariana, karenanya, sangat berharap pada dua organisasi massa terbesar di negeri ini, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, untuk terus mengawal Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Itu tantangan berat bagi NU dan Muhammadiyah. Karena sekarang gerakan-gerakan fundamentalisme keagamaan sudah dianggap hal yang wajar. Sedangkan pemerintah takut menindak mereka," kata Fatimah Azzahra, nama bai'at Mariana sewaktu di NII.[]

*Warta the WAHID Institute, Edisi IV/Deseember 2007.

4 Comments:

At 12:41 AM, May 02, 2008, Blogger Unknown said...

Assalamualaikum.wr.wb.
Saya sangat respek setelah membacanya, dan membuat kenginan saya untuk bertemu dgn melakonkan selam 9 tahun di kelompok tersebut....kebetulan 2 adik perempuan pernah masuk di dalam jaringan tersebut... sudi kiranya saya dapat bertemu dengan Ssdri. Mariana Amiruddin, hanya saja saya tdk tahu bagaimana caranya....terima kasih
Wassalam..

 
At 2:17 AM, May 02, 2008, Blogger Nurul Huda Maarif said...

terima kasih atas responnys. bisa minta emailnya? biar japri saja.

nhm

 
At 11:18 AM, November 20, 2009, Anonymous Yahya Hasan said...

Sekedar berkunjung, Salam.

 
At 9:01 AM, September 03, 2010, Anonymous Anonymous said...

tapi sayangnya dia sekarang memiliki ideologi nihilisme kepada agama islam coba anda lihat status facebook sama twitter-nya....tidak baik sekali..apalagi dia seorang yang menyebut dirinya sendiri aktivis perempuan...tetapi jika tidak ada keyakinan kepada tuhan dan menyebut ajaran agama khususnya islam hanya sebuah doktrin belaka percuma.....semoga dia mendapatkan hidayah dari Allah SWT.....Amin....

 

Post a Comment

<< Home