Tarekat al-Ahadiyyah, Tauhid untuk Perdamaian Dunia
Oleh
Nurul H Maarif
Salah satu tarekat yang berkembang di Indonesia adalah Tarekat al-Ahadiyyah. Tarekat yang sanadnya bersambung sampai Rasulullah Saw melalui jalur Syeikh al-Akbar Muhyiddin Ibn Araby ini, terbuka bagi murid non muslim.
�Kita mengajak mereka pada tauhid, pengesaan Tuhan. Dan dari awal, tarekat ini tidak bermaksud menjadikan orang lain pindah agama, tapi bagaimana mereka mengenal Tuhan dan mempersilahkan mereka menjalankan agamanya masing-masing,� jelas Mursyid Tarekat al-Ahadiyyah, KH Shohibul Faroji.
Dikatakannya, Allah Swt menyuruh kita untuk toleran pada agama lain. �Kafir dalam paradigma Ibn Araby, itu ketika hati seseorang menutup diri dari kebenaran Tuhan,� terang mahasiswa program master di ICAS Paramadina ini.
Di dalam tarekat ini, ujar KH Faroji, para murid memang diajari pemikiran Ibn Araby, melalui karya-karyanya; al-Futuhat al-Makkiyyah, Fushush al-Hikam, juga Tarjuman al-Asywaq.
Kegiatan tarekat ini berpusat di bilangan Kebayoran Jakarta dan Pesantren Mabdaul Ma�arif Jember Jawa Timur, hingga merambah ke Jawa Barat dan Jawa Tengah. Selain di Indonesia, tarekat ini berkembang di Libya, Mesir, Turki, Spanyol dan Australia.
Semua aspek tasawuf, yaitu keilmuan, ritual, dan akhlak dipadukan sang mursyid. Tarekat yang namanya diambil oleh Shadr al-Din al-Qunawi dari muqaddimah kitab Fushush al-Hikam, ini juga mengkaji semua kitab suci. �Kami melihatnya dalam perspektif tauhid, bukan untuk mencari kelemahannya,� kata pria yang mendapat ijazah kemursyidan dari kakeknya, Syeikh Bahruddin al-Robbani ini.
Para muridnya dibebaskan untuk belajar di manapun dan beraktifitas sesuai profesi masing-masing. �Masalah duniawi, kita boleh memilikinya, tapi jangan sampai ada kemelekatan,� pesannya.
Yang juga menarik, pengangkatan mursyid tarekat ini melalui perpaduan metode imamah (penunjukan, red.) dan khilafah (musyawarah, red.), dengan prinsip utama calon mursyid harus shiddiq (jujur dan membenarkan Allah), amanah (dapat dipercaya), tabligh (bisa menyampaikan kebenaran) dan fathonah (cerdas ruhani).
�Saat ini kita mengalami krisis tauhid dan akhlak. Maka, peran al-Ahadiyyah adalah memperbaiki umat ini agar memiliki tauhid yang benar dan akhlak yang mulia,� ujar KH Faroji.
Tarekat ini memiliki kurikulum sangat rapi. Bahkan ada target yang harus dicapai. Misalnya, untuk 2007-2010, tarekat ini mengusung visi Menebarkan Pencerahan Ruhani Menuju Tauhid dan Ridha Allah, Menebarkan Kasih Sayang dan Perdamaian Dunia.
�Tauhid itu universal. Dengan visi tauhid ini, kita ingin mencari benang merah berbagai macam agama dan aliran. Karenanya, kita tidak dibenarkan membicarakan masalah khilafiyyah (perbedaan, red.), kecuali sebatas sebagai wacana,� katanya beralasan.
Ia berharap, tarekat yang dipimpinnya bisa menjadi solusi konflik antar agama dan aliran. �Saya ingin al-Ahadiyyah menjadi salah satu rumah ruhani, tempat semua umat beragama berteduh dan butuh kenyamanan. Dan untuk jangka panjang, kita ingin mempersiapkan para pemimpin yang bertakwa, punya wawasan luas, dan menghargai perbedaan,� ujar penghafal al-Qur�an ini.[]
5 Comments:
kayaknya menarik nich. bisa gabung ndak ? gimana caranya ? apa bisa jarak jauh ?
silahkan langsung saja komukasi dengan yang bersangkutan, yaitu KH. Shohibul Faroji (faroji@plasa.com). semoga bermanfaat..
AssalamuAalaikum. Mohon petunjuk
alamat terdekat untuk wilayah Bogor dimana.trimakasih
Assalamualaikum warahmatullahi wabarrakatuh.
Mohon info utk wilayah Semarang ...
Suwun🙏infonipun
Assalamualaikum dimn alamat pusatnya, gimn cara gabjngnya tuan
Post a Comment
<< Home